Diposkan pada Capthered, Comfort, Fanfiction, Marriage Life, PG-17, Romance, Sad

Contract Marriage (Chapter 11)

image

Story by riikanggiia23|| Choi Minho, Choi Sulli|| Park Chanyeol, Choi Siwon, Im Yoona, Jung Krystal, Kim Jongin, Kwon Yuri, Lee Taemin, Oh Seung Hwan|| Marriage Life, hurt, romance|| PG-15 ||

Chapter 11 – Sebuah alasan

****
Masih sulit dipercaya bahwa ternyata Chanyeol berani memukul Minho dan membuatnya jatuh terjungkal dilantai. Dan ditambah kebodohannya yang membiarkan Chanyeol membawa istrinya begitu saja. Reaksi otaknya menjadi lambat akibat pukulan keras yang membuat sudut bibirnya berdarah dan memar. Kepalanya juga sempat kehilangan sedikit oksigen hingga Minho terpaksa menunda bangkit dari duduknya beberapa kali. Pukulan Chanyeol benar-benar keras. Hingga ia rasa pukulan itu sampai ke belakang otak tengahnya.

Setelah sekitar 2 menit, Minho bangkit dengan sisa tenaga dan kemarahannya yang ia punya. Tanpa pikir panjang, ia berlari ke arah dimana Chanyeol membawa kabur istrinya. Sialnya, meski sudah mencoba mencarinya sampai ke lobi dan parkiran, Minho tak mendapati mereka disana.

Minho mendesis saat tiba di area parkir tapi tak mendapati istrinya. Pikirannya mulai mengelana jauh dari tempatnya berdiri. Bagaimana kalau Chanyeol benar-benar membawa kabur istrinya? Bagaimana kalau pria itu merebut Sulli darinya? Dan bagaimana kalau Sulli meninggalkannya?

Minho menendang keras rumput dibawah kakinya. Kemarahannya mulai membabi buta. Perasaan takut juga menghampiri pundaknya secara bersamaan. Dimana Sulli dan kemana Chanyeol membawanya? Jangan sampai pria itu menghasut Sulli agar meninggalkannya? Sungguh ia tak mau itu terjadi.

****
Chanyeol melangkah perlahan sambil terus menarik tangan Sulli bersamanya. Memastikan bahwa gadis itu takkan kabur darinya dan memilih pria sialan bernama Choi Minho itu. Tenaganya cukup terkuras habis karena kenekatannya membawa Sulli ke puncak gedung. Ia berpikir bahwa ia harus berbicara dengan Sulli terlebih dahulu sebelum semuanya terlambat.

Perlahan, Chanyeol melepas genggamannya ditangan Sulli. Segala sesuatu yang tadi didengarnya benar-benar sulit dicerna. Dan hari ini Sulli harus menjelaskan semua itu padanya. Tak peduli sebungkam apapun Sulli menutupi kenyataan itu, ia sudah tau semuanya.

“Katakan bahwa yang kudengar itu adalah bohong, Sulli!”

Chanyeol mulai bicara tanpa membalikkan tubuhnya. Ia memilih membelakangi Sulli yang berdiri persis dibelakangnya. Bukan malas atau takut, ia hanya belum siap melihat wajah Sulli saat ini. Setidaknya apa yang dilakukan Sulli itu cukup gila dan tidak waras. Butuh waktu baginya untuk mencerna secara netral perbagian kata yang di dengarnya secara samar tadi.

“A-apa maksudmu, oppa?”

Chanyeol menghela nafas panjang. Ia ingin berbalik hanya saja nalurinya berkata bahwa itu belum saatnya ia untuk melihat wajah Sulli.

“Jangan berbohong lagi, Ssul. Aku tau semuanya! Jelaskan padaku!”

Meski berusaha menepis perasaan iba dihatinya, Chanyeol akhirnya berbalik dan menatap Sulli yang menunduk dihadapannya. Dengan sangat jelas ia mendengar gemeletuk gigi Sulli yang bergetar ditambah getaran tangannya yang juga berefek pada suhu tubuhnya.

“Kontrak itu!! Apa maksudnya?? Kau membohongiku, Ssul? Kau membohongi semua orang tentang pernikahanmu!!”

Chanyeol sedikit berteriak dan melangkah mendekati Sulli yang malah berjalan selangkah mundur darinya. Ada banyak sekali ketakutan diwajah Sulli yang tak bisa diperinci satupersatu. Chanyeol mengutuk nama Choi Minho berkali-kali dihadapan Sulli, sedangkan Sulli hanya diam menundukkan kepalanya tak pernah berani mengangkat kepalanya.

Sulli sudah tak punya keberanian untuk menjelaskan semuanya pada Chanyeol. Ia yakin pria itu salah paham dengan dirinya, tapi akan cukup rumit menjelaskan semuanya pada Chanyeol sekarang. Jadi, akan lebih baik Sulli mulai bicara pada Chanyeol setelah suasana kembali dingin seperti semula.

“Jawab Sulli!!”

Sulli terperajat kedua kalinya Chanyeol dengan nada tinggi membentaknya. Sudah lama sekali Chanyeol tak pernah marah padanya, dan malam ini Chanyeol marah dan menggunakan nada tingginya. Ia paham pasti pria itu begitu kecewa padanya hingga terlihat begitu marah.

Selain kata maaf, apa lagi yang harus Sulli katakan? Terlalu rumit untuk menceritakan semuanya pada Chanyeol. Lagipula pria itu takkan mengerti posisinya kan? Akan percuma daripada menyakiti Chanyeol saja.

“Aku tidak mengerti apa tujuanmu, Ssul. Kau seperti bukan Sulli yang kukenali!”

Sulli mengangguk pelan. Ya.. sekarang Sulli lah yang salah. Ia tau dirinya salah sejak awal. Siapapun pasti akan marah jika tau telah dibohongi seperti ini. Itulah sebabnya mengapa ia tak berusaha bicara pada Chanyeol. Ia hanya tak ingin membuat Chanyeol terbebani dengan dirinya. Disisi lain, ia juga tak bisa terus-terusan mengandalkan Chanyeol demi pengobatan kakaknya. Satu-satunya cara yang dikiranya aman adalah pernikahan kontraknya dengan Minho.

“Oppa, aku minta maaf. Tapi–aku sama sekali tidak bermaksud membohongimu dan semua orang. Aku dan Minho– hanya terpaksa melakukan ini untuk sebuah alasan.”

“ALASAN APAPUN ITU KAU TIDAK SEHARUSNYA MELAKUKAN INI, SULLI!”

Tak perlu tanya berapa oktaf nada Chanyeol membentak Sulli kali ini. Saking kerasnya, Sulli bahkan merasa telinganya mendadak tuli sebelah. Sejurus dengan bentakan itu, Sulli kembali menunduk mengakui kesalahannya. Dirinya terlalu bersalah hingga tak tau harus memulainya dari jalan yang mana. Kemarahan Chanyeol juga sangat membuatnya takut hingga tak berani bicara apa-apa.

“Kau sudah terlalu banyak direpotkan atas masalahku. Kau melakukan semuanya untukku. Walau bagaimanapun, aku tak bisa bergantung padamu, Oppa.”

Sulli bicara pelan dengan sisa suara yang ia punya. Airmatanya terlanjur merembes memenuhi kerah baju dan duasisi pipinya. Sungguh ia tak ingin melihat Chanyeol salah paham padanya. Tapi pria itu juga harus paham dengan apa yang ia lakukan. Semuanya bukan semata-mata hanya karena uang ratusan juga yang Sulli dapatkan dari Minho, tapi juga usahanya agar tak terlalu bergantung hidup pada Chanyeol.

Ia hanya seorang gadis dengan pendidikan pas-pasan. Meski sempat bekerja, pada akhirnya ia hanya berakhir dengan pemecatan. Dan pekerjaan yang seperti itu takkan membantu membiayai kakaknya. Sementara ia juga tak mungkin mengandalkan kemurahan hati Chanyeol untuk membantunya meski ia tau pria itu tulus melakukannya.

“Sulli dengarkan aku!” Chanyeol meluluh dan memperkecil frekuensi suaranya. Ia berjalan mendekat dan meraih kedua bahu Sulli lalu membawanya ke dalam pelukannya. Menenggelamkan kepala Sulli dibalik dada bidangnya yang ikut bergetar saat Sulli menangis dipelukannya.

Chanyeol memeluk Sulli erat. Seiring dengan tangisan Sulli yang juga semakin mengeras. Pria itu berkali-kali mengucapkan kata maaf. Ia menyesal telah membentak Sulli dan memposisikannya sebagai seseorang yang paling bersalah tanpa mendengar dulu penjelasan Sulli.

“Maafkan aku, Ssul.” Katanya memeluk Sulli.

Setelah sekitar 3 menit berada di pelukannya, Chanyeol melemaskan tubuhnya dan membiarkan Sulli menyender dibahunya. Beberapa kali Chanyeol mengelus pelan puncak kepala Sulli kemudian menegakkan tubuh gadis itu disampingnya.

Sulli dan Chanyeol duduk bersimpuh di lantai berbatu kerikil diatas gedung. Keduanya sempat diam masing-masing dua menit selanjutnya. Hingga akhirnya Chanyeol meraih bahu Sulli dan mencengkramnya halus.

“Sejak pertama kali aku memutuskan masuk dalam keluargamu, aku tak pernah menjadikanmu beban, Sulli. Aku melakukannya karena–karena–aku tulus. Tidak ada satu bebanpun yang kau timpakan padaku.” Chanyeol meremas bagian bahu Sulli sambil menatapnya. Sulli yang duduk tegak hanya berkedip beberapa kali untuk menghilangkan airmata dipelupuk matanya. Tapi tentu bukan hal mudah untuknya menghentikan aliran airmata yang berasal dari kesedihan dihatinya.

“Aku melakukannya, karena aku menyayangimu sebagai seorang pria yang ingin menjagamu, melindungimu.” Chanyeol terdengar putus asa.

“Dan memilikimu.” Lanjutnya.

Sulli terperanjat sejenak. Jantungnya kembali berdebar ketika Chanyeol mulai menggenggam tangannya. Perasaan nyaman dan hangat itu kembali. Mengusir ketakutan yang sempat menjarah bagian hati dan jantungnya. Sulli ingin tersenyum sebenarnya, oh apa kabar jantungnya sekarang? Jujur saja, memiliki perasaan yang terlalu lama pada pria dihadapannya ini sungguh membuatnya tersiksa. Dan hari ini, pria itu mengucap ketertarikan lagi padanya. Seperti kata cinta yang melayang diluar otaknya.

Hangat. Sulli bisa merasakan hangat itu menyergap bahunya. Seperti ada aliran listrik yang mulai menggetarkan seluruh bagian jantungnya.

“Minho.”

Sialnya, Sulli merasakan kehangatan itu berasal dari Choi Minho. Ia tak mengerti kenapa otaknya begitu ingin memikirkan suami kontraknya itu. Padahal sejak awal ia sama sekali tak pernah menginginkan pria itu. Yang dia inginkan adalah Chanyeol. Tapi saat Chanyeol berada dihadapannya, Sulli akui ia mulai merasakan hal yang berbeda.

“Sulli, batalkan kontrak itu dan kembalilah menjadi Sulliku. Aku bahkan bisa memberikanmu 10kali lipat dari apa yang diberikan Minho padamu. Jadi berhentilah!” Chanyeol melepas rengkuhan dibahu Sulli dan berpindah ke kedua tangan Sulli yang menghangat. Dirinya serius. Ia tak segan-segan menuntut Choi Minho karena telah melakukan kobohongan publik. Sekarang ini ia tak mau mendengar apa alasan Sulli melakukannya, ia tau alasan itu telah dipikirkan Sulli matang-matang hingga ia berani mengambil keputusan gila itu.

Apapun caranya, kontrak itu harus batal. Choi Sulli adalah miliknya sejak awal. Dan Choi Minho takkan bisa merebut Sulli dari tangannya.

****
Choi Minho berlari menuju apartemennya di lantai 11. Setelah pintu lift terbuka sempurna, Minho menerobos ke arah apartemennya. Otaknya was-was saat tadi tak menemukan Sulli dimanapun. Ketakutan demi ketakutan mulai menggerayangi tubuhnya. Bagaimana kalau Sulli pergi meninggalkannya? Bagaimana kalau Chanyeol merebut Sullinya?

Haruskah Minho mengaku sekarang? Bahwa ia menginginkan istrinya lebih dan lebih lagi. Bahwa ia juga begitu tak mau kehilangan Sulli.

Semuanya memang berjalan kurang dari satu bulan pernikahannya, tapi sejak pertama kali Minho menemuinya, prinsip gilanya seperti berantakan. Minho tau itu sebenarnya tak sulit dikatakan, tapi percayalah itu bukan hal yang mudah. Dirinya pernah sangat mencintai dan akhirnya patah hati. Terlalu lama memutuskan sendiri dan kini kembali jatuh cinta pada gadis biasa seperti Choi Sulli. Hal itu terlalu kompleks bagi hatinya. Semuanya rumit dan Minho butuh waktu untuk mengungkap kesiapannya mencintai kembali.

Meski sejujurnya Minho ingin mengungkapnya, mengaku bahwa dirinya jatuh cinta pada istri kontraknya. Bahwa hampir dua bulan pertemuannya dengan Sulli, semuanya berjalan begitu mudah dan indah. Bahwa hatinya juga selalu bertekuk lutut jika Sulli berada dihadapannya. Ia sangat ingin mengakuinya. Tapi bagaimana dengan Sulli? Jelas-jelas setiap kali ia memberi Sulli kode tentang perasaannya, Sulli malah sibuk mencintai dokter itu. Minho masih belum siap kembali sakit hati.

Minho akhirnya menyerah pada pencariannya, ia menjatuhkan tubuhnya diatas sofa ditengah ruangan apartementnya. Sulli tak ada juga disana. Ia ingin kembali mencari tapi kepalanya mulai berputar-putar. Mungkin akibat pukulan dokter itu tadi.

****
Pukul setengah 7 malam, Sulli melirik jam diponselnya dengan gelisah. Sembari duduk dipangkuan jok penumpang, sesekali Sulli menoleh pria disebelahnya yang masih sibuk mengendarai mobilnya. Dari ekor matanya, Sulli sudah bisa melihat wajah serius pria itu yang walau sesekali juga menoleh ke arahnya.

“Kau yakin dengan keputusanmu, Ssul?” Merasa diperhatikan, Chanyeol menoleh ke arah Sulli yang sedikit terkejut dengan pertanyaan itu.

“Iya, oppa. Biarkan aku menyelesaikannya sendiri.”

Sulli tersenyum dan mengacungkan jempolnya. Bermaksud agar Chanyeol mempercayai keputusannya.

“Tapi aku khawatir padamu, kau tak perlu melakukannya. Untuk pengobatan kakakmu, aku bisa mengurusnya.” Chanyeol mengendurkan sedikit laju mobilnya. Sambil terus sesekali menoleh ke arah Sulli.

“Please kita sudah membicarakan ini, oppa! Aku akan baik-baik saja. Minho bukan pria jahat yang akan menyiksaku. Lagipula kontraknya hanya berlaku 6bulan. Aku akan bercerai dengannya setelah itu dan kembali ke kehidupanku sebelumnya.”

Sulli pasrah. Setiap kali Chanyeol menanyakannya, hatinya berubah sakit dan perih. Sulli tau itu datang dari mana, semuanya perih karena Sulli yang jatuh cinta pada Minho. Sejak awal, ia tau ini pasti akan terjadi. Dimana dirinya dihadapkan pada keadaan seperti sekarang. Jatuh cinta pada Minho tapi tentu tak bisa memilikinya. Memangnya siapa dia? Sulli hanya seorang gadis biasa, yang terikat kontrak dengan Minho. Tentu itu sukit dipercaya. Dan Minho? Lihat dia! Dia seperti dewa yang dipuja di Korea. Ketampanannya bahkan seperti seorang aktor, ia juga pria kaya raya pewaris CH Grup yang terkenal itu. Mana mungkin seorang Choi Minho jatuh cinta padanya? Itu mustahil.

“Sulli?”

“Huh? Iya?” Sulli mengerjapkan matanya saat. Tangan Chanyeol bermain di area wajahnya. Ia spontan menoleh lagi padanya dan mulai menyadari mobil sudah berhenti.

“Kau melamun?” Katanya sambil menarik rem tangan.

“Maaf. Aku hanya sedikit lelah.”

“Sudah sampai, perlu kuantar sampai bertemu Minho?” Chanyeol bergegas ingin melepas seatbelt yang melilit pinggangnya tapi Sulli spontan menolak dan melarangnya untuk ikut.

“Tidak usah. Minho bisa saja kembali memukulmu seperti waktu itu. Semuanya akan baik-baik saja.” Sulli menggeleng dan meminta Chanyeol untuk tetap berada di dalam mobil. Jujur sekarang ia mulai hawatir menemui Minho. Pria itu pasti marah padanya. Terlebih kejadian tadi membuat amarahnya memuncak.

“Tapi–bagaimana kalau Minho melukaimu?”

“Tidak akan. Percaya padaku!” Saat Chanyeol berusaha menggenggam tangan Sulli, gadis itu sedikit mengelak dan memilih untuk memegang lipatan dress dipahanya. Sebenarnya itu cukup membuat Chanyeol kecewa, tapi pria itu mencoba mengerti setelah pertengkaran dirinya dan Sulli siang tadi.

“Hati-hati, hubungi aku kalau Minho berbuat macam-macam padamu.” Katanya. Sulli mengangguk dan melepas seatbelt yang melilit pinggangnya. Ia berterimakasih pada Chanyeol dan berusaha keluar dari mobil pria itu dengan gerakan pelan.

Sulli berdiri di pinggiran setelah keluar dari mobil Chanyeol. Pria itu sempat membuka kaca mobil dan melambaikan tangannya sebelum akhirnya melesat dengan mobilnya.

Setelah dua menit mobil Chanyeol keluar kawasan itu, Sulli baru berbalik dan menatap ujung gedung yang menjulang diatasnya. Dilantai sebelas ia dan Minho tinggal. Siap tak siap, Sulli sebenarnya ingin lari saja malam ini. Ia terlalu takut berhadapan dengan Minho. Bukan saja takut dengan kemarahannya, tapi Sulli juga takut tak bisa menahan perasaannya.

Sampai akhirnya ia memutuskan naik ke lantai sebelas dengan perasaan gelisah. Menimbang antara kabur atau menghadapi kemarahan Minho seharian. Bukan salah Minho jika ia marah, karena jauh sebelum itu Minho sudah sangat melarangnya bertemu Chanyeol. Tapi ia rasa, kemarahan Minho berlebihan. Sudah seperti seorang suami “sungguhan” yang mencemburui istrinya yang berkencan dengan pria lain. Padahal kan ia hanya datang menemui Chanyeol saja. Tidak pergi berkencan, tapi Minho marah besar. Dasar pria yang sensitif.

Tiba di lantai sebelas, apartemennya ada di no. 203. Tidak terlalu jauh dari letak lift yang mengangkut tubuhnya selama 3 menit. Ketika kakinya berjalan mendekati bagian pintu apartemennya, Sulli mulai kembali dibayangi perasaan was-was. Tentang kemarahan Minho yang akan dihadapinya. Oh tidak.

Sulli mendekatkan tubuhnya dan mulai menekan password apartemennya. Kenapa semua passwornya seperti hilang dari ingatannya? Tangannya gemetaran menekan satu persatu angka di sana. Tanggal pernikahannya kan? Itu passwordnya.

CKLAAK..

Pintu terbuka dalam hitungan ketiga. Masih dengan perasaan ragu dan gelisah, Sulli meraih handle pintunya dan melelapkan tubuhnya untuk masuk ke apartemennya jauh lebih dalam lagi. Sulli berhenti sambil menahan nafasnya saat ia mendapati Minho duduk di sofa dengan keadaan tertidur. Dari jarak 6 meter, Sulli berdiri mengamatinya. Melihat luka lebam di sebelah kanan bibirnya sekarang Sulli malah merasa bersalah.

Tanpa pikir panjang, Sulli berjalan ke arah dapur dan mencari kotak obat. Ia tak peduli kemarahan Minho dulu, Minho terluka karena dirinya, jadi akan lebih tepat jika ia mengobatinya dulu baru kembali berdebat dengannya.

“Minho?”

Sulli bicara dengan pelan. Gerakannya terjadi spontan dan lebih seperti dorongan yang mengontrol akal sehatnya yang tidak berfungsi. Semuanya berjalan spontanitas. Yang ia lakukan hanya bertujuan agar ia tau terlebih dahulu bagaimana keadaan Minho. Salah dirinya juga kan tadi membiarkan Minho terjungkal sendirian dan malah pergi bersama Chanyeol tanpa melihat keadaan Minho terlebih dahulu.

Hanya dengan satu kali panggilannya, Minho membuka mata. Memperlebar gerak bola matanya setelah sadar penuh dalam satu menit. Walau jujur disaat yang bersamaan jantungnya memukul keras dan nyaris tergelepar dilantai. Bagaimana Sulli akan memastikan dirinya baik-baik saja padahal debaran jantungnya saja seperti ledakan bom yang meletup.

Untuk beberapa saat, Minho sempat diam mengumpulkan seluruh nyawanya yang sempat berpencar. Namum setelah satu menit, Minho bangkit dari posisinya dan merubahnya menjadi duduk. Dengan tatapan aneh, ia melihat Sulli secara bertahap mulai dari ujung kakinya hingga berakhir dimatanya. Minho menyeringai, kemudian bangkit dari duduknya bahkan melangkah dari ruangan itu.

“Minho!”

Sulli memanggilnya lagi. Tapi Minho tak menggubrisnya dan hanya tetap melangkah menjauh. Pria itu berjalan mengikuti kakinya menuju kamar, sayang sekali belum penuh masuk ke kamarnya Sulli sudah menariknya secara paksa hingga ia berhenti.

“Kau marah padaku?”

Sulli bergerak ke depan Minho sambil mencoba menahan kepergiannya. Tangannya meremas lengan Minho cukup kuat. Seperti layaknya seorang istri yang nyaris diceraikan suaminya. Sungguh mengenaskan.

“Masih bertanya?” Katanya.

“Ak-aku minta maaf tadi itu hanya–

“Sudah kubilang jangan menemui dokter sialan itu! Kenapa kau masih menemuinya? Kau pikir aku main-main dengan ancamanku?” Minho mencengkram tangan Sulli yang meremas lengannya. Entah kenapa sekarang malah begitu banyak kemarahan saat ia melihat Sulli ada dihadapannya. Ia marah, begitu marah. Tidak hanya pada Sulli tapi juga pada dirinya. Jika saja ia lebih berani, Sulli pasti akan memilihnya.

Cemburu, Minho akui perasaan marah itu berasal dari kecemburuannya. Ia sebenarnya tak ingin mencemburui siapapun, tapi disatu pihak hatinya akan selalu marah jika Sulli menemui pria lain apalagi jika Chanyeol yang menemuinya.

“Kau ini kenapa? Aku mengenalnya sudah sejak lama, bukan hal mudah aku untuk tiba-tiba menghilang dari kehidupannya, Minho.”

“Kau aku kontrak, Sulli!! Ingat kontrak itu!! Aku membayarmu mahal untuk hal ini!! Bisakah kau sadari tugasmu?”

Damn it!

Sulli tidak percaya ini. Sesuatu yang sakit sepertinya baru saja menghunus keberadaan jantungnya. Dugaannya tentang Minho yang memiliki perasaan yang sama ternyata SALAH BESAR!

“Bukankah aku gila membayangkan Minho memiliki perasaan yang sama? Dia melakukan itu bukan karena cemburu padaku, tapi hanya karena kontrak itu!” Sulli perlahan melepas cengkraman di lengan Minho. Ia berjalan mundur dan sempat meminta maaf. Sejurus dengan itu air mata sudah memenuhi bagian pipinya.

Hatinya sangat sakit sekarang. Bahkan alat ukur apapun jelas tak bisa menghitung berapa banyak kepedihan yang ada dihatinya saat ini. Sulli seperti mendapat pukulan saking sakitnya. Ia sadari, tidak seharusnya ia berpikir bahwa Minho mencintainya. Karena jelas dan terang sekali Minho hanya memanfaatkannya dalam kontrak itu.

Melihat Sulli mulai melangkah mundur, Minho kembali sasah. Apa yang ia katakan? Kenapa kemarahannya semakin tak terkontrol hingga kalimat tadi pasti menyakiti Sulli. Sungguh, ia tak bermaksud mengatakan hal kasar itu padanya, Minho hanya ingin memperingati Sulli agar menjauhi Chanyeol. Hanya itu. Tapi sekarang, Minho malah melukai hati gadis yang dicintainya.

Oh bahkan ia menyebut bahwa ia mencintai Sulli dihatinya.

Minho ingin bergerak lagi mendekati Sulli, melihat banyak sekali Sulli menangis dihadapannya. Hatinya juga menjadi sakit dan kosong. Bersamaan dengan airmata Sulli yang jatuh satu persatu ke permukaan pipinya. Persetan sekali dengan kemarahannya. Ia tak peduli. Minho berjalan mendekati Sulli dan menarik tangannya. Tanpa ba bi bu, ia menarik Sulli ke dalam pelukannya.

Minho mendekapnya erat seiring dengan Sulli yang memberontak meminta ia melepaskannya. Tapi Minho semakin mengeratkan pelukannya hingga Sulli menyerah dan membiarkan Minho memeluknya.

Gadis itu menangis. Ia tak mengerti apa yang dialami suaminya. Barusaja ia mendengar penolakan dan hal yang mengerikan dari sisi suaminya itu, tapi detik ini otaknya sulit percaya ternyata Minho sudah memeluknya dengan erat. Meski beberapa kali Sulli memintanya agar dilepaskan, tapi pria itu tak menggubrisnya. Pelukan itu berakhir dengan erat dan membuat Sulli menyerah.

Sulli terkejut saat tiba-tiba Minho melepas pelukannya. Pria itu menatap wajahnya dengan wajah penuh airmata.

“Minho menangis?”

Jantungnya kembali berdegup. Bersamaan dengan Minho yang terus memandang ke arahnya. Sulli ingin sekali lari saat itu juga, menyembunyikan hati dan jantungnya yang sudah meledak.

Belum selesai keterkejutannya, Minho membuat otaknya mati rasa. Ditambah senam jantung yang nyaris memompa seluruh darah dari ujung kaki sampai kepala. Otaknya benar-benar mati. Sulli bahkan tidak tau apa yang terjadi selanjutnya. Yang ia rasakan hanyalah kelembaban bibir Minho yang telah mengesap habis bibirnya.

Perasaan yang meletup-letup itu kembali muncul. Seperti ribuan jagung yang dilempat ke dalam api dan BUUMMM.. meledak. Sama seperti hatinya saat ini. Meski Sulli sadar sepenuhnya, tapi ia tak yakin apakah ini mimpi atau nyata. Semuanya terasa begitu nikmat dan hangat. Sehangat ciuman Minho yang mulai memanaskan seluruh suhu tubuhnya.

Sulli tak tau kenapa ia dengan mudah membalas ciuman itu. Saat Minho meremas tengkuk lehernya dan mengintenskan ciuman mereka, Sulli menikmatinya. Tak peduli bau anyir yang sudah masuk ke rongga mulutnya. Keduanya bahkan seperti tak peduli kesakitan tubuh masing-masing. Yang ada dalam otaknya hanyalah “itu ciuman yang berasal dari hati.”

Menyadari nafas gadisnya mulai terbatas, Minho melepasnya dengan lembut dan hati-hati. Ia merenggangkan jemarinya yang tadi sempat meremas bagian belakang rambut Sulli. Tapi Minho tak menarik wajahnya. Pria itu seperti sedang mencari oksigen yang keluar dari hidung Sulli. Keningnya masih menempel dengan kening Sulli, sejajar dengan hidungnya yang juga bersentuhan. Minho tersenyum kecil lalu mendekap Sulli lagi agar semakin dekat dengannya.

“Maaf, Sulli. Aku terlalu egois hingga menyakiti perasaanmu karena kecemburuanku.”

Tbc..

Halooo halooo.. ya ampuuunn sudah lama sekali ya. Dua minggu saya engga apdet. Maafkan. Kesibukan saya benar-benar menyita waktu buat nulis.#koq jadi curhat-,-
Saya ucapkan terimakasih juga untuk yang sudah berkomentar di post sebelumnya;) maaf engga bisa balas:D tapi aku selalu baca komentar kalian yang luar biasah:*

Dan jangan lupa jejak lagi ya:*

Penulis:

Seseorang dengan tingkat khayal tinggi.

28 tanggapan untuk “Contract Marriage (Chapter 11)

  1. Cerita nya agak kecepetan y menurut sya, cuma okelah kasian saeng pasti sibuk bgt XD yah udh saling mengungkapkan perasaan masing2 tp belum tau y berjalan mulus enggk, takut org ketiga nih muncul lagi (yuri) hee .. dilanjut,, semangat deh buat nulis nya

    Disukai oleh 1 orang

  2. Akhirnyaaaaaaah rikaaaa update lagi 😁😁
    Sempet nunggu lama nih baru update u,u
    Kok jadi agak berasa ga sreg sam chanyoel yak haha semoga minho mau jujur yaa biar ga beribet urusannya
    Fightingg rikaaa

    Disukai oleh 1 orang

  3. Haduh awal2 part ini aku gak suka nih tapi waktu baca akhirnya ya ampun 😍
    Akhirnya minho oppa ngaku juga ya kalo dia cemburu sekarang tinggal sulli eonni yang ngaku nih 😍
    Aduh ayo cepet2 saling ngaku dong biar kalian sama2 sakit lagi 😘
    Eonni please part selanjutnya moment minsulnya dibanyakin terus yang so sweet jangan berantem mulu puyeng baca mereka berantem mulu 😂

    Disukai oleh 1 orang

  4. thats right eonn. akuu udahh menanti2 sejakk mnggu kemaren notiff contact marriage, akhirnya adaa juga. uihhh, knpa ni s yeol yeol bnya momennt nya sma kakak ipar gue? pleasee eonn, jngan biar kan s yeol2 t mrusak hub minsulll. akuu gakk relaaaaa, neverrr. uihh, kiss kissss. dahh lmaa takk*yaallah mel, yadong bnget sih lu mel. alhamdulillah, akhirnya jujur jga lu mingggg. semoga kedepannyaa hub klian gk ad gangguan lagim wlaupun aku sangsi krna dngan trungkapnya contrak kalian oleh yeol, tapi gk slah brhrapkan ya eon? tapi please, bnyakin monent minsul part2 selanjutnya ya eon?

    Disukai oleh 1 orang

  5. aduii. minho2 cpt2 la mngku yg kmu uda jtuhh cinta sma sulli nya .. agar sulli x pilih chanyoel ..sy bca crta senyum2.. sweeet yg d part akhirr .. lanjut ya .. fighting !!!

    Disukai oleh 1 orang

  6. Wahhh kalo lama sihhh boleh jujur emang lama eon pos nya sama lumutan wkwkw bercanda kok eonn soalnya itu adalah hak seorang author dan aku maklumi tidak boleh maksakarna jika maksa akan berdampak debat wkwk ..ciyee yang udah ada rasa dua duanya lagi wahhh udah mulai nih next honeymoonnya wkwkw chan kasian ihhh gak ada pasangannya ..duhhh kok takut sama siwon yakk takut siwon tau duluan kalo mereka itu ahh sudah lah postive thinking dulu aja .. Fighting and always be support .. Hmm jangan lama lama yahh eon pos takut gk bisa kw blog lagi 😂☺😁😊😑😣💪👀👏

    Disukai oleh 1 orang

  7. Appaan ini… apppaaaan ???
    Knpa esmosi lebih mndominasi ???
    Yaahh maklumlaaah..namany jg lg jealous,,, hihii
    Eoh.. chan udh tau ttg kontrak minsul ???
    What ??? Dan dia brtndak sbgtunyaaa… hhmmm
    Esmosi sih boleh bang tpi gk prlu smpe nonjok minho smpai trjungkal dn bikin bibir seksiny minho lebam gituuuh,, tega kau aah… 😦
    Pke bwa2 ssul prgi dr minho juga,,, aaiiigooo
    Hayoo ssul… tetapkan hatimu
    Dulu kau sngat mmuja chan dn skrg dsaat chan mncoba mnytakan yg sbnarnya, bukan chan kn yg ada dbyanganmu.. melainkan nampyeon kontrakmu, minho..
    So,,, tdkkah kau ingin mngetahui apa yg jg minho rsakan ???
    Yups… persaanmu bukan sepihak, tak brtepuk sbelah tangan ssul
    Minho jg mrsakan hal yg samaaa…
    Dan… inilah yg terjdi,,, momen minsulnyaaa
    Love like oxygen,,,oopss songny SHINee tuuh
    Hahaha
    Semoga dh dr insiden ini, minsul makin mngrti dgn posisi dn prsaan mreka msing2
    Mrsakan khilangan, ktakutan dn cmburu brsamaan..
    Rasa sakit ?? Itu akn terobati seiribg dgn tumbuhnya cinta diantara kalian, guys…
    Fightiiing minsul,,, jgn biarkan halangan atau rintangan apapun mmisahkan kalian
    Kontrak, keluarga, dn masa lalu… kalahkan dgn luph2 yg kalian miliki
    Kalian pasti bs mngatasinya minsul…

    Next part saeng,,,
    Gomawo sudh update..
    Always fightiiing 😉

    Disukai oleh 1 orang

  8. Minho sudah mulai takut kehilangan Sulli.. Apakah Minho & Sulli berani mengungkapkan perasaannya merek masing2 atau ttp bertahan menyimpan sampai akhir kontrak mereka?

    Disukai oleh 1 orang

  9. chanyeol udah tau tntang nikah kontraknya minsul… Jd bner dong minho ama sulli udah sma2 cinta, bhkan wktu ngomongnya minho k sulli yg lmayan kcekik ntu sulli ampe nangis,.. Ouhh mreka udah tau prasaan nya msing2 noh.. Moga ajj sulli ama minho ngebatalin prjanjian kontrak tp bkalan ngebangun hbungan yg srius d antara kduanya.. buat chanyeol, itu sullinya dbiarin ajj noh ama minsul.. Eonni ceritanya mkin seruuu.. Tnggu post slanjtnya, semangat terus eonni..

    Disukai oleh 1 orang

  10. Hallo oen aku riders baru kenalkn nma sya novii
    sya baru nemu ff ini oen. Dan daebak oen sy ska jln crtnya.. tp agk gemez jga yah sma chaenyol ny jga maen bwa sulli ajah….
    omo… ming oppa kiss sulli aduuh klo udh kiss2 gtu mh ga krsa yah mski bbr nya lgi luka jga.. hihihi
    pkonya d tunggu chap brktnya oen n figh oeni

    Disukai oleh 1 orang

  11. Yeeey.. ahirnya minho mulai mengakui klo dia cmburu sma chanyoel..
    Tinggal nungguin pengakuan sulli klo dia cinta sma minho.. banyakin moment minsulny ya eonn.. Fighting

    Disukai oleh 1 orang

  12. Huwaaa plisss chanyeolll udahanlah mundur ajaaa.. jjur kamu baik aq jga gak mau benci tp kalo harus jadi orang ketiga utk hbungan minsulll oh tidaaakkkkk…
    Kontrak.kontrak.kontrak.. okee itu satu kata yg menjadi tembok super tebal antara minsul buat mengakui perasaan masing2 dan itu menyakitkan T________T hiksssssss
    Tapiii di akhir chapt inii bikin wowww.. minho melunak dan plisss semoga yg minho lakukan itu tulus dari hati dan ketulusan itu sampai ke sulli..

    Suka

  13. akhirnya setelah seharian baca sampe part11 aku menemukan kembali mata air di akhir cerita…kyaaaaaa awal nya pagebug gebug dan ngambek,eh taunya aku luluh pas baca minho nangis.yesss thats right gentleman.ahiiiy part 12 aku dataang~

    Suka

Leave your comment, plis!!